Mengenal Daerah Penangkapan Ikan
1. Karakteristik Daerah Penangkapan Ikan
Kondisi-kondisi
yang perlu dijadikan acuan dalam menentukan daerah penangkapan ikan adalah
sebagai berikut :
a)Daerah tersebut harus
memiliki kondisi dimana ikan dengan mudahnya datang bersama-sama dalam
kelompoknya, dan tempat yang baik untuk dijadikan habitat ikan tersebut.
Kepadatan dari distribusi ikan tersebut berubah menurut musim, khususnya pada
ikan pelagis. Daerah yang sesuai untuk habitat ikan, oleh karena itu, secara
alamiah diketahui sebagai daerah penangkapan ikan. Kondisi yang diperlukan
sebagai daerah penangkapan ikan harus dimungkinkan dengan lingkungan yang
sesuai untuk kehidupan dan habitat ikan, dan juga melimpahnya makanan untuk
ikan. Tetapi ikan dapat dengan bebas memilih tempat tinggal dengan kehendak
mereka sendiri menurut keadaan dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.
Oleh karena itu, jika mereka tinggal untuk waktu yang agak lebih panjang pada
suatu tempat tertentu, tempat tersebut akan menjadi daerah penangkapan ikan.
(vicon) 2018
b)Daerah tersebut harus merupakan tempat
dimana mudah menggunakan peralatan penangkapan ikan bagi nelayan.
Umumnya perairan pantai yang bisa menjadi daerah penagkapan ikan memiliki
kaitan dengan kelimpahan makanan untuk ikan. Tetapi terkadang pada perairan
tersebut susah untuk dilakukan pengoperasian alat tangkap, khususnya peralatan
jaring karena keberadaan kerumunan bebatuan dan karang koral walaupun itu
sangat berpotensi menjadi pelabuhan. Terkadang tempat tersebut memiliki arus
yang menghanyutkan dan perbedaan pasang surut yang besar. Pada tempat tersebut
para nelayan sedemikian perlu memperhatikan untuk menghiraukan mengoperasikan
alat tangkap. Terkadang mereka menggunakan trap nets, gill nets dan peralatan
memancing ikan sebagai ganti peralatan jaring seperti jaring trawl dan purse
seine.
Sebaliknya, daerah penangkapan
lepas pantai tidak mempunyai kondisi seperti itu, tapi keadaan menyedihkan
datang dari cuaca yang buruk dan ombak yang tinggi. Para nelayan juga harus
mengatasi kondisi buruk ini dengan efektif menggunakan peralatan menangkap
ikan.
c) Daerah tersebut harus bertempat di lokasi
yang bernilai ekonomis.
Ini sangat alamiah di mana
manajemen akan berdiri atau jatuh pada keseimbangan antara jumlah investasi dan
pemasukan. Anggaran dasar yang mencakup pada investasi sebagian besar dibagi
menjadi dua komponen, yakni modal tetap seperti peralatan penangkapan ikan dan
kapal perikanan, dan modal tidak tetap seperti gaji pegawai, konsumsi bahan
bakar dan biaya perbekalan. Para manajer perikanan harus membuat keuntungan
pada setiap operasi. Jika daerah penagkapan tersebut terlalu jauh dari
pelabuhan, itu akan memerlukan bahan bakar yang banyak. Jika usaha perikanan
tersebut benar-benar memiliki harapan yang besar, usaha yang dijalankan mungkin
boleh pergi ke tempat yang lebih jauh. Nelayan yang dalam kasus demikian dapat
memperoleh keuntungan dengan manajemen usaha perikanan. Jika kita dapat membuat
alat untuk meningkatkan efisiensi usaha perikanan seperti menggunakan mesin
perikanan yang lebih efisien, kemudian kita dapat juga memperbesar kapasitas
kita untuk menangkap ikan ke tempat yang lebih jauh.
Daerah penangkapan ikan juga
dikontrol oleh permintaan pasar untuk ikan. Permintaan untuk produk ikan akan
dipengaruhi oleh kapasitas ketersediaan dari tempat tersebut, sebagai contoh,
adalah baru saja dikembangkan sebagai daerah penangkapan ikan. Jadi, daerah penangkapan
ikan selalu memiliki nilai yang relatif, berhubungan dengan keseimbangan
ekonomi, daerah penangkapan ikan lainnya, efisiensi usaha perikanan dan
permintaan ikan di dalam pasar. Begitulah, harus selalu berusaha menemukan
daerah penangkapan ikan yang ekonomis dan efektif dari metode penangkapan ikan
yang dimodernisasi.
2. Pemilihan Daerah Penangkapan Ikan
Hal pertama yang harus kita
ketahui tentang keberadaan daerah penangkapan ikan menurut spesis ikan dan dari
musim. Pemilihan daerah penangkapan ikan akan dibahas dengan sesuai pemahaman
dari efisiensi, keuntungan dan ekonomi usaha perikanan. Metode pemilihan akan
dibahas sebagai berikut :
a) Asumsi awal tentang area
lingkungan yang cukup sesuai dengan tingkah laku ikan yang diarahkan dengan
menggunakan data riset oseanografi dan meteorologi.
b) Asumsi awal tentang musim
dan daerah penangkapan ikan, dari pengalaman menangkap ikan yang lampau yang
dikumpulkan ke dalam arsip kegiatan penangkapan ikan masa lampau.
c) Pemilihan daerah
penangkapan ikan yang bernilai ekonomis dengan mempertimbangkan dengan seksama
jarak dari pangkalan, kepadatan gerombolan ikan, kondisi meteorologi, dan lain
sebagainya.
3. Karakter Permukaan Dasar
Secara umum keadaan permukaan
dasar mempunyai karakter yang ditunjukkan pada tabel kelautan. Sedimen lautan
sendiri terdiri dari sedimen terrigeneous, hemi-pelagis dan sedimen pelagis.
Tingkah Laku Ikan Hubungannya
dengan Daerah Penangkapan Ikan dan Jenis-jenis dari Daerah Penangkapan Ikan
1. Tingkah Laku Ikan dan
Kondisi dari Daerah penangkapan Ikan Tidak dapat dikatakan bahwa ikan hidup
dimana saja di seluruh lautan. Menurut spesiesnya, ikan didistribusikan secara
horizontal atau vertikal di pada daerah batasan tertentu. Daerah penangkapan
ikan juga berbeda menurut garis lintang dan garis bujur seperti kedalaman air
di mana ikan berada.
Alasan utama kenapa spesies
ikan tertentu berkumpul di daerah tertentu diperkirakan jadi seperti berikut :
a) Ikan memilih kehidupan
lingkungan yang sesuai untuk spesiesnya.
b) Mereka memburu sumber makanan
yang berlimpah.
c) Mereka mencari tempat yang
sesuai untuk memijah dan berkembang biak.
Dituntun oleh instingnya dan terbawa oleh arus musiman, ikan bergerak sesuai temperatur perairan, mencari makanan dan tempat memijah di perairan tersebut. Pergerakan ini disebut migrasi, dan pengalaman migrasi mereka selalu lebih baik sepanjang tahun. Migrasi yang untuk mencari makanan disebut food-seeking ground (pencarian daerah makanan). Kemudian migrasi untuk memijah disebut spawning migration dan area perairan dimana mereka memijah disebut spawning ground (daerah bertelur/memijah). Selama mereka bermigrasi dan dalam pencarian makanan dan daerah memijah, ikan tersebut bergerombol bersama dalam kelompok yang padat. Tempat tersebut yang penuh sesak dengan ikan secara alamiah menjadi daerah penangkapan ikan yang bagus untuk nelayan. Peristiwa dari gerombolan ikan haring di awal musim semi adalah satu contoh yang bagus dari migrasi ikan untuk mencari tempat memijah.
Di samping jenis ikan tersebut
diatas di mana terjadi migrasi yang besar, ada spesies ikan lainnya di mana
telah tertentu pada suatu daerah terbatas di lautan. Radius pergerakan mereka
terbatas. Jenis utama dari pergerakan mereka adalah secara vertikal, yang
dimana, mereka berpindah antara dasar dan permukaan air pada siang hari atau
malam hari. Ada juga beberapa spesies yang berpindah antara perairan pantai
yang dangkal dan perairan lepas pantai yang dalam sepanjang musim. Jenis
pergerakan ini disebut secara horizontal atau perpindahan kedalaman. Ikan yan
tinggal menetap terus-menerus juga menjadikan daerah penangkapan ikan yang
bagus untuk nelayan.
Variasi kondisi dari laut
memberi dampak perubahan pada daerah penangkapan ikan. Lautan dipengaruhi oleh
arus hangat dan arus dingin. Ikan memilih masing-masing perairan tempat tinggal
mereka menurut kisaran temperatur optimum mereka. Pada continental shelf yang
mana adalah daerah subur yang terdapat aliran nutrisi garam dari daratan pantai
adalah suatu daerah penangkapan ikan yang baik untuk ikan yang menetap terus-menerus.
Jumlah plankton yang besar berkembang pada pusaran yang terbentuk oleh arus
atau bentuk konvergen dari arus dingin dan arus hangat. Organisme ini menarik
bagi makhluk hidup secara umum, khususnya ikan yang berkumpul bersama pada
titik daerah pencarian makanan mereka. Tempat seperti itu juga disebut daerah
penangkapan ikan yang bagus. Area selanjutnya di mana dasar lautan naik
menjorok dan membentuk apa yang disebut sea bank (gugus laut) juga sesuai untuk
daerah penangkapan ikan.
Kebanyakan gugus laut berada
lebih dangkal dibandingkan 400 meter pada kedalaman. Asal usul gugus laut
dibagi menjadi dua: vulkanik dan tektonik. Berbicara secara umum, bentuk dari
kehidupan pada gugus laut adalah lebih berlimpah dan bervariasi daripada di
continental shelf. Banyaknya perpindahan dan ikan demersal yang ditemukan di
gugus laut membuatnya jadi suatu daerah penangkapan ikan yang bagus.
Pengetahuan tentang oseanografi seperti itu akan bermanfaat ke arah peningkatan
produksi perikanan.
2. Jenis-jenis dari Daerah Penangkapan Ikan
Klasifikasi daerah penangkapan
ikan sering dibuat berdasarkan materi sebagai jenis ikan yang akan ditangkap,
jenis dari alat tangkap yang digunakan, daerah perairan di mana usaha perikanan
dioperasikan dan area lautan di mana usaha perikanan beroperasi :
a) Spesies dari ikan: tuna dan
skipjack fishing ground, salmon fishing ground, dan sebagainya.
b) Jenis alat tangkap ikan:
trawl fishing ground, long line fishing ground, fixed-net fishing ground, pole
and line fishing ground, surrounding-net (jaring lingkar) fishing ground, dan
sebagainya.
c) Kawasan perairan: daerah
penangkapan dalam laut atau permukaan, daerah penangkapan yang dekat dengan
pantai, daerah penangkapan pantai dan daerah penangkapan pada perairan darat.
d) Kawasan laut: daerah
penangkapan di Pasifik Utara, daerah penangkapan di Laut China Selatan, daerah
penangkapan di China Bagian Tenggara, dan lain sebagainya.
Tetapi daerah daerah penangkapan ikan secara umum diklasifikasikan ke dalam dua jenis utama berikut: daerah penangkapan ikan di perairan pantai dan di laut lepas, atau daerah penangkapan ikan pelagis (atau bergerak cepat) dan ikan perairan dasar secara berturut-turut.
1. Daerah penangkapan ikan di
perairan pantai Pada keadaan normal, pesisir pantai memiliki banyak daerah
penangkapan ikan yang bagus. Produksi perikanan dari daerah ini dengan baik
meningkat dari tahun ke tahun. Daerah penangkapan ikan di perairan pantai
termasuk meliputi usaha rumput laut, ikan dan kerang-kerangan dan untuk jenis
yang khusus bergerak seperti ikan haring, ikan salmon, ikan ekor kuning, ikan
tuna dan ikan laut air tawar yang mendekati daerah pantai untuk mencari makanan
atau untuk memijah.
Daerah penangkapan ikan di
perairan pantai ini mungkin dibagi lagi ke dalam trap-net (jaring perangkap)
fishing ground, small trawling (pukat tarik yang kecil) fishing ground, driving
in net fishing ground, beach seine (pukat pantai) fishing ground, hand purse
seine (purse seine tangan) fishing ground, surrounding net (jaring lingkar)
fishing ground, pole and line fishing ground, dan lain sebagainya.
Untuk tujuan konservasi
sumberdaya perikanan di pesisir perairan pantai dan menjaga mutu dari daerah
penangkapan ikan, ukuran harus diambil di sepanjang garis pembangunan pada
pembatas di laut, penangkaran buatan dan melepaskan anak ikan lalu menjaganya.
Ini juga sangat penting untuk pemeliharaan dan pembangunan dari nilai mutu dari
daerah penangkapan ikan, untuk menghasilkan pemahaman dan kerja sama dari
nelayan untuk konservasi sumberdaya perikanan sama halnya sesuai pengambilan
keputusan dan manajemen dari administrasi perikanan.
2. Daerah penangkapan ikan pelagis
Salah satu contoh ikan pelagis
di Lautan Pasifik adalah ikan skipjack. Daerah penangkapan untuk ikan skipjack
utamanya berlokasi pada lapisan subtropis yang konvergen yang dibentuk oleh
pertemuan aliran arus hangat dan arus dingin. Spesies ikan lainnya yang
bermigrasi, di kedua jenis arus hangat dan dingin, seperti ikan tuna dan ikan
salmon, secara musiman naik menuju utara atau turun ke selatan untuk mencari
makanan di dalam pusaran air atau arus rip yang dibentuk oleh pertemuan dua
aliran arus.
Lebih lanjut, bentuk topografi
yang rumit pada pantai dan perairan sampai kedalaman 200 meter di mana arus
dasar laut naik keatas dan bercampur dengan massa air hangat pada bagian atas,
menghasilkan plankton dalam jumlah yang sangat besar yang dimana mengundang
ikan untuk bermigrasi dan menetap di sana. Area migrasi ikan skipjack, tuna dan
salmon di Pasifik adalah sangat luas dan hampir tak terhingga dari bagian atas
garis katulistiwa hingga ke perairan daerah utara.
Tapi hal itu harus
diperhatikan bahwa daerah penangkapan ikan yang sesuai untuk spesies ikan
pelagis adalah hampir terbatas pada daerah arus rip di perairan tersebut.
3. Daerah penangkapan ikan demersal
Pada continental shelf
(paparan benua) di mana umumnya terdapat pada kedalaman 200 m adalah sangat
sesuai untuk ikan demersal atau yang hidup di dekat dasar laut. Kolom perairan
yang kedalamnya lebih dari 400 m adalah sangat tidak sesuai untuk ikan, kecuali
beberapa spesies yang khusus. Makhluk hidup pada dasar laut termasuk yang
selalu tinggal di satu tempat, meliputi pergerakan secara horizontal atau pada
kedalaman dan pergerakan menuju daerah dangkal, atau secara musiman membuat
suatu migrasi yang panjang.
Pada continental shelf dimana
terdapat pasir atau berbagai bahan organik lain yang mengalir dari perairan
pantai lalu mengendap, sebagian besar menjadi pupuk dan sesuai untuk
pertumbuhan plankton. Oleh karena manfaat dari daerah paparan (shelf), pada daerah
pesisir pantai atau pintu masuk perairan adalah daerah penangkapan yang ideal
untuk kerang-kerangan dan rumput laut, khususnya ikan-ikan kecil. Ketika
melakukan penangkapan ikan, jaring yang tarik di dasar perairan (bottom drag
nets) adalah yang paling sering digunakan. Beberapa spesies ikan pelagis
mungkin tertangkap di perairan tersebut.
Tapi kolom perairan yang lebih
dari kedalaman 800 meter, meskipun ada ditemukan beberapa spesies ikan, sangat
tidak sesuai untuk digunakan sebagai daerah penangkapan ikan bukan hanya karena
kesulitan dalam operasi penangkapan ikan tetapi juga jarangnya
terdapatsumberdaya perikanan.
3. Exploitasi Daerah Penangkapan ikan dan
Pemeliharaannya
Dengan mulai ditingkatkannya
konstruksi kapal perikanan menjadi berukuran besar, modernisasi pada
peralatannya dan pengenalan pada peningkatan peralatan observasi untuk
keperluan penangkapan ikan, luas dari daerah penangkapan ikan semakin
diperbesar.
Adalah menjadi hal vital yang
sangat penting demi pengembangan daerah penangkapan ikan dengan persiapan
melalui kapal perikanan yang sempurna dan dengan kru kapal yang terlatih dengan
baik, bersama dengan seluruh ilmu pengetahuan praktis dan pengetahuan
oseanografi dan ilmu tentang sumberdaya perikanan yang ditambah dengan studi
berbagai faktor penilaian dan pengamatan oseanografi. Arus rip, temperatur air,
salinitas dan kecerahan pada daerah penangkapan ikan di lepas pantai seperti
halnya temperatur air pada lapisan pertengahan dan lapisan bawah adalah faktor
yang sangat penting untuk tujuan operasi penangkapan ikan. Sebagai contoh,
pengenalan detektor akustik untuk penangkapan ikan telah membawa revolusi
operasi penangkapan ikan. Pengembangan dari echo sounder juga telah memperjelas
keadaan dasar laut yang mana dahulu tidak diketahui nelayan. Sebagai hasil,
ruang lingkup penangkapan ikan, yang mana dahulu dioperasikan dengan hanya
melihat gerombolan ikan pada bagian atas permukaan air, sekarang telah
dikembangkan untuk menjadi lebih vertikal dan pada waktu yang bersamaan tipe
yang lebih efektif dari usaha perikanan.
Sumberdaya perikanan di daerah
perairan yang sangat luas nampak seperti tidak akan ada habis-habisnya pada
pengamatan pertama. Tapi jika hal tersebut diabaikan ke exploitasi yang
bersifat agresif dengan mekanisasi terbaru operasi penangkapan yang tanpa
menghiraukan ketentuan konservasi dalam mengambil sumberdaya, maka seluruh
daerah penangkapan ikan akan mengalami kerusakan. Lagipula, dan tidak adanya
larangan menangkap ikan yang memijah dan anak ikan atau ikan muda akan
menghancurkan stok persediaan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, ketentuan
pencegahan yang melawan penangkapan ikan secara berlebihan pada tingkat
nasional dan tingkat internasional tentu saja merupakan hal yang penting demi
pemeliharaan dan penjagaan daerah penangkapan ikan secara luas. Inilah
alasannya mengapa berbagai konvensi internasional dan hukum nasional telah
ditetapkan di seluruh dunia.
Dalam rangka meningkatkan
jumlah yang optimal, pemanfaatan sumberdaya perikanan, oleh karena itu, studi
dan riset harus diintensifkan sepanjang batas pengembangan daerah penangkapan
ikan pada satu sisi dan pemeliharaan dan penjagaan mereka pada sisinya
sumber: RUSTADI
0 komentar:
Post a Comment