NAWA CITA
SEBAGAI KESADARAN BARU
Presiden Joko Widodo mencanangkan visi baru di
bidang maritim, menempatkan laut sebagai masa depan bangsa dan dikemas ke dalam
semangat Nawa Cita.
Tujuannya amat srategis dan luhur, menjadikan
Indonesia sebagai Poros Maritim dunia dalam pemaknaan yang luas. “Kita telah
lama memunggungi samudra, laut, selat, dan teluk.
Maka, mulai hari ini, kita kembalikan kejayaan nenek moyang sebagai pelaut pemberani,
menghadapi badai dan gelombang di atas kapal bernama Republik Indonesia,” kata
Jokowi dalam pidato kenegaraan pertamanya setelah bersumpah sebagai Presiden
Indonesia periode 2014-2019 di Gedung MPR/DPR, 20 Oktober 2014.
Hal tersebut dimanifesasikan ke dalam 9 poin Nawa Cita, dimana Nawa Cita pertama adalah menghadirkan kembali
negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh
warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang
terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi
kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai Negara Maritim.
Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dan
dimanifesasikan ke dalam 9 point Nawa Cita berikut penekanan sebagai Negara
Maritim tersebut adalah sebuah kesadaran baru dan penting, sebagai mula titik
terang di tengah kompleksitas dunia yang serba tak pasi dengan jati dirinya.
Menjadikan laut masa sebagai depan bangsa berarti bangsa Indonesia dari
generasi ke generasi harus dapat hidup dari lautan, kini dan nanti.
Caranya:
Dengan menjaga sumber daya kelautan dan perikanan
agar tetap terjaga dan lesari, tetap melimpah untuk memenuhi kebutuhan rakyat
Indonesia bahkan dunia (feed the nations). Untuk mewujudkan laut sebagai masa
depan bangsa, maka sektor kelautan dan perikanan Indonesia harus mewujud
mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional.
Inilah visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
di bawah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiasuti, yang kemudian dapat dijabarkan
dalam tiga pilar misi yakni
1. misi kedaulatan (sovereignty),
2. misi keberlanjutan (susainability),
3. dan misi kesejahteraan (prosperity).
Kedaulatan
diartikan sebagai kemandirian dalam mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan memperkuat kemampuan
nasional untuk melakukan penegakan hukum di laut demi mewujudkan kedaulatan
secara ekonomi.
Keberlanjutan
dimaksudkan untuk mengelola dan melindungi
sumberdaya kelautan dan perikanan dengan prinsip ramah lingkungan sehingga
tetap dapat menjaga kelesarian sumberdaya.
Kesejahteraan
dimaknai bahwa pengelolaan sumberdaya kelautan dan
perikanan adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dalam kaitan ini,
KKP senantiasa memberikan perhatian penuh terhadap seluruh sakeholders kelautan
dan perikanan, yakni nelayan, pembudidaya ikan, pengolah/pemasar hasil
perikanan, petambak garam, dan masyarakat kelautan dan perikanan lainnya.
Ketiga hal di atas dilakukan secara bertanggungjawab
berlandaskan gotong royong, sebagaimana menjadi sifat dasar Nusantara atau jiwa
maritim rakyat Indonesia sedari dulu.
Ke depan, tentu amat diutamakan kerjasama dan saling
menguatkan sebagai satu Bangsa. Saling memberi manfaat dan bersama menghasilkan
nilai tambah ekonomi, sosial dan budaya bagi kepentingan Negara.
Misi tiga pilar tersebut kemudian dijabarkan dalam
cakupan pembangunan kelautan dan perikanan yang terintegrasi dalam sruktur
manajemen KKP, sebagai berikut:
I. Kedaulatan
(Sovereignty), yakni :
1. Meningkatkan pengawasan pengelolaan sumberdaya
kelautan dan perikanan (Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan/DJPSDKP)
2. Mengembangkan sisem perkarantinaan ikan,
pengendalian mutu, keamanan hasil perikanan, dan keamanan hayati ikan (Badan
Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu/BKIPM)
II. Keberlanjutan
(Susainability), yakni :
1. Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi
dan keanekaragaman hayati laut (Ditjen Pengelolaan Ruang Laut/DJPRL)
2. Meningkatkan keberlanjutan usaha perikanan
tangkap dan budidaya (Ditjen Perikanan Tangkap/DJPT dan Ditjen Perikanan
Budidaya (DJPB)
3. Meningkatkan daya saing dan sisem logisik hasil
kelautan dan perikanan (Ditjen Penguatan Daya Saing/DJPDS)
III. Kesejahteraan
(Prosperity), yakni :
1. Mengembangan kapasitas SDM dan pemberdayaan
masyarakat (Badan Riset dan Sumber Daya Manusia/BRSDM)
2. Mengembangkan inovasi iptek kelautan dan
perikanan (Badan Riset dan Sumber Daya Manusia/BRSDM)
Sumber: LAUT SEBAGAI MASA DEPAN BANGSA
0 komentar:
Post a Comment