Bagi sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah
pantai, ikan bawal bukanlah barang aneh. Ikan yang ditangkap di laut ini banyak
dijual di pasar maupun swalayan. Ikan bawal mempunyai daging yang rasanya enak
dan kandungan gizinya tergolong tinggi. Tak heran bila ikan bawal sangat digemari
masyarakat. Namun, karena harganya cukup mahal, tidak semua lapisan masyarakat
mampu membelinya, terlebih bagi orang yang berpenghasilan pas-pasan.
Akhir-akhir ini
muncul ikan jenis baru yang namanya sama, tetapi lingkungan hidupnya berbeda.
Bawal jenis baru ini hidup di air
tawar, bukan di laut.
Karena bentuk tubuhnya
mirip dengan bawal laut dan hidupnya di air tawar, maka
masyarakat menyebutnya bawal air tawar. Di kalangan petani ikan, ikan ini cukup
disebut bawal. Rasa daging dan kandungan gizinya tidak kalah dengan bawal laut. Akan tetapi,
harganya tidak mahal
dan bisa dijangkau
oleh berbagai lapisan masyarakat sehingga wajar saja bila ikan ini pun banyak
dicari orang.
A. Dari Ikan Hias
Menjadi Ikan Konsumsi
Ikan bawal air tawar di Indonesia mempunyai sejarah sedikit berbeda dengan jenis ikan lainnya.
Sebagian besar ikan yang ada di Indonesia ,
biasanya kalau tidak dijadikan sebagai
ikan konsumsi, Ikan tersebut
dijadikan ikan hias. Namun, ikan bawal air tawar justru bisa berfungsi kedua-duanya. Pada saat benih, bawal air tawar dijadikan
ikan bias, sedangkan ikan yang sudah besar dijadikan ikan konsumsi. Sampai sekarang selain diperjualkan sebagai ikan bias,
bawal juga diperdagangkan sebagai
ikan konsumsi.
Bawal air tawar menjadi ikan bias boleh dibilang wajar
karena bentuk tubuhnya cukup unik,
pipih seperti ikan discus. Selain itu, warnanya
menarik, gerakannya mempesona, dan mempunyai sifat bergerombol bila dipelihara dalam jumlah banyak. Oleh karenanya, ikan ini, terutama yang masih kecil,
sering dipelihara dalam akuarium yang dipajang di dalam rumah.
Menjadi ikan konsumsi, bawal pun juga boleh dibilang
wajar karena pertumbuhannya cepat
dan dapat mencapai ukuran besar (500
gram). Dari hasil uji coba di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi dan pengalaman
beberapa orang petani di Bogor dan Sukabumi, bawal yang berumur 6 minggu sudah
bisa mencapai berat 3 gram, umur 12
minggu bisa mencapai 25 gram, umur 6 bulan sudah mencapai ukuran konsumsi, yaitu 500 gram. Di habitatnya, ikan bawal dapat mencapai berat 30 kg.
B. Ikan Negeri
Samba
Dilihat asal usulnya, bawal bukanlah ikan asli Indonesia , tetapi berasal dari negeri Samba , Brazil .
Ikan ini dibawa ke Indonesia
oleh para importir ikan hias dari
Singapura dan Brazil
pada tahun 1980. Selain ke Indonesia ,
ikan bawal pun sudah tersebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Di setiap
negara, ikan ini mempunyai nama yang
berlainan. Di Indonesia ikan ini disebut bawal karena mirip dengan bawal laut;
di Amerika dan Inggris disebut red bally pacu karena bagian perutnya berwarna kemerahan; di Peru disebut gamitama; dan di Venezuela disebut cachama. Di negara asalnya, ikan ini
disebut tambaqui. Adapun nama ilmiahnya adalah Colossoma macropomum.
Meskipun kedudukan ikan bawal belum bisa disejajarkan
dengan ikan-ikan konsumsi lainnya,
tetapi kehadirannya memiliki arti tersendiri, terutama dalam memperkaya
khasanah ikan budidaya di Indonesia .
Bila telah populer, tidak menutup kemungkinan ikan bawal dapat mengalahkan kedudukan ikan-ikan lainnya.
Warna
merah pada perutnya membuat bawal layak dipajang sebagai ikan hias
Selain pertumbuhannya cepat, kelebihan lain ikan bawal adalah cara
memeliharanya yang tidak rumit. Ikan ini dapat dipelihara di kolam dengan tingkat
kelangsungan hidup yang tinggi. Bawal yang dipelihara dalam kolam pendederan
dan pembesaran kelangsungan hidupnya dapat mencapai 90 %. Persentase tersebut
Iebih tinggi dibandingkan ikan nila dan
ikan mas yang kelangsungan hidupnya paling tinggi 80 %. Selain itu, bawal dapat
dipelihara dalam kepadatan tinggi. Walau
cara memelihara bawal mudah, tetapi jangan sekali-kali
dipelihara di jaring terapung karena ikan ini dapat merobek-robek jaring dan
kabur lewat jarring yang robek tersebut.
C. Prospek Pasar
Bawal Air Tawar
Berbeda dengan ikan mas dan lele yang hanya dijual di
pasar dalam negeri, ikan bawal
selain dapat dipasarkan di dalam negeri juga diekspor ke berbagai negara.
Negara-negara yang sudah bisa menampung ikan bawal dari Indonesia
di antaranya Hongkong dan
Karena
pertumbuhannya cepat, bawal air tawar pun dibudidayakan untuk ikan konsumsi
Amerika
Sebagian besar ikan bawal yang dikirim ke sana
ukurannya atau sebagai ikan bias. Jumlah kebutuhan kedua Negara tersebut mencapai puluhan juta. Tetapi
yang baru terpenuhi hanya 10 persen saja. Inilah peluang yang sangat besar bagi
para peternak bawal untuk mencari dolar.
Di dalam negeri sendiri ikan bawal mulai digemari oleh
berbagai kalangan masyarakat,
terutama di Jawa Barat, Jakarta ,
Jawa Tengah dan jawa Timur. Dari
keempat propinsi tersebut Jawa Barat boleh dibilang sebagai pelopor karena di
propinsi inilah ikan bawal pertama kali dikembangkan. dalam satu musim tidak
kurang 500 juta benih dijual ke berbagai propinsi di Indonesia dan angka tersebut
berarti sudah ratusan juta rupiah telah diraih dan komoditas ini.
D. Pola Pengembangan
Untuk memenuhi kebutuhan benih dan ikan bawal sebagai ikan konsumsi, pola pengembangan bawal
dapat dibagi dalam beberapa subsistem. Subsistem ini meliputi pembenihan,
pendederan pembesaran, dan subsistem penunjang. Setiap pelaku dapat bergerak dalam
masing-masing subsistem tergantung dari modal yang dimiliki dan prasarana budi daya yang tersedia. Dapat pula setiap pelaku
bergerak mulai dari pembenihan sampai pembesaran.
1). Subsistem
pembenihan
Pada subsistem pembenihan, pelaku mulai dari kegiatan
memelihara induk sampai menghasilkan benih ukuran 2 inci atau seberat 3 gram seriap ekornya. Benih ukuran
tersebut dilemparkan ke subsistem pendederan atau langsung di ekspor. Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 6 minggu.
2). Subsistem
pendederan
Pada subsistem pendederan, pelaku memulai dari kegiatan
memelihara benih ukuran 2 inci sampai benih mencapai ukuran 4 inci atau seberat 25 gram per ekornya.
Benih ukuran ini dilempar lagi ke subsistem pembesaran.
Kegiatan ini biasanya
dilakukan selama 6 minggu.
3). Subsistem
pembesaran
Pada subsistem pembesaran, pelaku bertugas membesarkan
benih dari hasil pendederan ukuran 4 inci (25
g) sampai menjadi ikan konsumsi. Kegiatan ini biasanya dilakukan selama 3
bulan. Di samping itu, subsistem ini bertugas pula dalam mencari pasar dalam dan
luar negeri.
4). Subsistem
penunjang
Pada subsistem penunjang, pelaku bertugas menyediakan
sarana dan prasarana yang dibucuhkan
oleh masing-masing subsistem, seperti
menyediakan pakan tambahan, peralatan, dan sarana produksi lainnya. Adanya subsistem tersebut diharapkan kegiatan
budi daya dapat berjalan lancar
karena masing-masing subsistem mempunyai tugas yang berlainan dan akan terjalin suatu kerja sama yang sating menguntungkan.
Mengingat tulisan ini bisa banyak maka saya sarankan Untuk informasi lebih mendetail sahabat boleh pelajari dengan mendownload buku yang sudah saya siapkan disini
silahkan dilihat dulu setelah itu jika sekiranya bisa memberi manfaat silahkan di download dengan mengeklik dibawah ini
Demikan semoga bermanfaat
salam.......................
0 komentar:
Post a Comment