(Clarias gariepinus)
I. PENDAHULUAN
Salah satu
komoditas perikanan yang cukup populer di masyarakat
adalah lele dumbo (clarias
gariepinus). Ikan ini berasal dari
benua Afrika dan
pertama kali didatangkan ke
Indonesia pada tahun 1984.
Karena memiliki berbagai kelebihan menyebabkan,
lele dumbo termasuk ikan yang
paling mudah diterima
masyarakat Kelebihan tersebut
diantamya adalah pertumbuhannya cepat, memiliki kemampuan
beradaptasi terhadap lingkungan
yang tinggi, rasanya enak dan kandungan
giz.inya cukup tinggi. Maka tak heran, apabila minat
masyarakat untuk membudidayakan lele dumbo sangat
besar.
II. SISTEMATIKA
Philum Chordata, Kelas Pisces,
Anak Kelas Teleostei, Bangsa
Ostariophysi, Anak Bangsa Siluridae,
Suku Claridae, Marga Clarias dan
Jenis Clarias gariepinus
Bentuk tubuh
memanjang, agak bulat, kepala
gepeng, tidak bersisik
mempunyai 4 pasang kumis, mulut besar, warna kelabu sampai hitam. Lele
dumbo banyak ditemukan di rawa-rawa
dan sungai di Afrika,
terutama di dataran
rendah sampai sedikit payau.
Ikan ini mempunyai alat pernapasan
tambahan yang disebut
aborescent, sehingga mampu hidup
dalam air yang oksigennya rendah.
Lele dumbo
termasuk ikan karnivora, narr.un
pada usia benih
lebih bersifat omnivora. Induk lele dumbo sudah dapat dipijahkan
setelah berumur 2 tahun dan dapat memijah sepanjang
tahun. Ciri-ciri induk
lele dumbo betina dan
jantan adalah sebagai berikut
:
- Induk betina : tubuh lebih
pendek, mempunyai dua buah
lubang kelamin yang bentuknya bulat.
- Induk
jantan : tubuh lebih panjang,
mempunyai satu buah lubang kelamin yang
bentuknya memanjang.
III. PEMBENIHAN
Saat ini lele
dumbo dapat dipijahkan secara alami.
Namun demikian banyak
orang lebih suka memijahkan dengan
cara buatan (disuntik) karena penjadwalan produksi dapat dilakukan lebih tepat.
A. Pematangan Gonad
Pematangan gonad dilakukan di kolam seluas 50 s/d 200 m2 dengan kepadatan 2 s/d 4kg/ m2. Setiap hari diberi
pakan tambahan berupa
pellet sebanyak 3%
per hari dari
berat tubuhnya.
B. Seleksi Induk
- Seleksi bertujuan
untuk mengetahui tingkat kematangan induk yang akan dipijahkan.
- Induk betina ditandai dengan
perutnya yang buncit
dan kadang-kadang apabila dipijit ke arah lubang kelamin,
keluar telur yang
warnanya kuning tua.
- Induk jantan ditandai
dengan warna tubuh dan alat
kelaminnya agak kemerahan.
C. Pemberokan
- Pemberokan dilakukan
dalam bak seluas 4 s/d 6 m2 dan
tinggi 1 m, selama 1 s/d 2 hari.
- Pemberokan bertujuan untuk
membuang kotoran dan mengurangi kandungan
lemak dalam gonad.
- Setelah diberok,
kematangan induk diperiksa kembali.
D. Penyuntikan
- Induk betina
disuntik dengan larutan hipofisa
ikan mas sebanyak 2 dosis (1 kg induk membutuhkan 2 kg ikan mas) dan jantan
½ dosis atau
ovaprim 0,3 ml/kg.
- Penyuntikan dilakukan
pada bagian punggung.
E. Pemijahan/Pengurutan
- Apabila akan dipijahkan
secara alami, induk jantan
dan betina yang sudah disuntik
disatukan dalam bak yang telah
diberi ijuk dan dibiarkan memijah
sendiri.
- Apabila akan
diurut, maka pengurutan dilakukan 8 s/d 1 jari setelah penyuntikan.
- Langkah pertama
adalah menyiapkan sperma
: ambil kantong sperma dari induk jantan dengan membedah bagian
Perutnya, gunting kantong sperma dan keluarkan. Cairan sperma ditampung dafam gelas yang sudah diisi NaCI sebanyak ½ bagiannya. Aduk hingga rata Bila
terlalu pekat, tambahkan
NaCI sampai larutan berwarna putih
susu agak encer.
- Ambil induk betina yang akan dikeluarkan telurnya. Pijit bagian Perut
kearah lubang kelamin
sampai telurnya keluar. Telur ditampung dalam
mangkuk Plastik yang bersih
dan kering Masukan larutan sperma sedikit
demi sedikit dan aduk sampai merata. Tambahkan
larutan NaCl agar sperma lebih merata
Agar terjadi Pembuahan, tambahkan air
bersih dan aduklah agar merata sehingga Pembenihan dapat berlangsung dengan baik, untuk mencuci telur dari darah dan kotoran lainnya,
tambahkan lagi air
bersih kemudian dibuang. Lakukan 2 s/d 3 kali agar bersih.
-
Telur yang
sudah bersih dimasukan ke
dalam hapa penetasan yang sudah
dipasang di bak. Bak
dan hapa tersebut ukuran 2 X 1 X 0,4 m dan sudah diisi air 30 cm. Cara memasukan, telur diambil
dengan bulu ayam, lalu
sebarkan ke seluruh permukaan hapa sampai merata. Dafam 2 s/d 3 hari telur akan
menetas dan larvanya dibiarkan selama 4 s/d 5 hari atau sampai
berwarna hitam.
F. Pendederan
- Persiapan kolam
pendederan dilakukan seminggu
sebelum penebaran larva, yang
meliputi : pengeringan, perbaikan, pematang, pengolahan
tanah dasar dan pembuatan
kemalir.
- Pengapuran dilakukan dengan melarutkan kapur tohor ke dalam tong, kemudian
disebarkan ke seluruh pematang
dan dasar kolam. Dosisnya 250 s/d 500 g/m2.
- Pemupukan menggunakan kotoran ayam dengan dosis 500
s/d 1.000 gr/m2. Kolam diisi air setinggi 40 cm dan setelah 3
hari, disemprot dengan organophosphat 4 ppm
dan dibiarkan selama 4 hari.
- Benih ditebar
pada pagi hari dengan kepadatan 100 s/d 200 ekor/m2.
- Pendederan dilakukan selama
21 hari. Pakan
tambahan diberikan setiap hari berupa tepung pellet sebanyak 0,75 gr/1.000 ekor.
IV. PENYAKIT
Penyakit yang sering menyerang lele dumbo adalah Ichthyopthirius multifilis atau lebih dikenal dengan
white spot
(bintik putih). Pencegahan, dapat
dilakukan dengan persiapan
kolam yang baik, terutama pengeringan
dan pengapuran. Pengobatan dilakukan dengan menebarkan garam dapur sebanyak 200 gr/m3
setiap 10 hari selama pemeliharaan
atau merendam ikan yang
sakit ke dalam
larutan Oxytetracyclin 2 mg/liter.
Gambar
; Ikan lele dumbo
DOWNLOAD
bisa menambah pengetahuan
ReplyDeletebagi mereka yang tidak cukup mempunyain pekarangan