Pembaca yang budiman,
ketahuilah bahwa berbeda antara batuk pilek dengan influenza. Simak uraian
berikut ini..
Batuk pilek/common cold/nasofaringitis
- batuk pilek dimulai 2-3 hari setelah terjadinya infeksi.
- gejala khasnya, yaitu bersin-bersin, hidung berair, hidung tersumbat, batuk, suara serak
- berlangsung kurang lebih seminggu atau 2-3 hari bila gejalanya ringan
- jika lebih dari 2 minggu belum hilang juga, bisa jadi penyebabnya adalah alergi.
- terkadang muncul juga gejala lain seperti sakit kepala, demam, otot kaku dan nyeri, lelah dan hilang nafsu makan.
Influenza
- gejala awalnya memang mirip, tapi gejala batu pilek lebih ringan dibandingkan influenza.
- influenza cenderung menimbulkan demam, otot kaku, dan batuk yang lebih parah.
Penyebab
- batuk pilek maupun influenza sama-sama disebabkan oleh berbagai virus, jadi antibiotic seperti amoxisilin tidak berguna, antibiotik berguna jika ada infeksi sekunder bakteri
- ditambah juga turunnya daya tahan tubuh karena stres, dingin, perubahan cuaca, kurang gizi, kecapekan dan lain-lain
- menular baik langsung dan tidak langsung
Terapi
- secara umum bisa sembuh sendiri dengan istirahat, imunitas/daya tahan tubuh yang baik bisa menyembuhkan
- meningkatkan daya tahan tubuh
- cara tradisional/bahan alami:
- minumlah banyak cairan, terutama air putih, jus buah segar atau teh herbal panas.
- mengkonsumsi sup sayuran dengan bumbu bawang putih akan sangat membantu. Karena bawang putih banyak mengandung bahan kimia yang berfungsi antimikroba, antivirus dan antiprotozoa.
- vitamin C dalam dosis tertentu, buah yang mengandung vitamin C
- untuk mengatasi batuk, buat ramuan madu dan jeruk nipis. Jika cukup parah buatlah ramuan lidah buaya dan madu.
Obat alami dahulu baru obat kimia
Salah satu kampanye yang
digaungkan kembali di zaman modern ini adalah “back to nature”, sangat
baik terlebih-lebih jika menggunakan thibbun nabawi dan zat-zat
yang disebutkan dalam Al-Quran dan Sunnah seperti Madu dan Habbatus sauda.
Seorang ulama besar sekaligus
dokter di zamannya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu berkata, “Sungguh
para tabib telah sepakat bahwa ketika memungkinkan pengobatan dengan bahan
makanan maka jangan beralih kepada obat-obatan (kimiawi, pent.). Ketika
memungkinkan mengkonsumsi obat yang sederhana, maka jangan beralih memakai obat
yang kompleks. Mereka mengatakan, ‘Setiap penyakit yang bisa ditolak dengan
makanan dan diet tertentu, janganlah mencoba menolaknya dengan obat-obatan’.”1
Oleh karena itu jika sakit
maka sebaikinya jangan langsung mengkonsumsi obat-obat kimia, sebaiknya
menggunakan bahan alami dahulu. Atau jika penyakitnya cukup ringan tidak perlu
menggunakan obat, biarlah imunitas tubuh yang bekerja sehingga imunitas tubuh
juga tidak manja dan terlatih melawan penyakit. Tetapi ini adalah pilihan
karena pengobatan juga melibatkan faktor sugesti, ada yang sugestinya sembuh
jika menggunakan obat alami tertentu, sembuh dengan sugesti dengan obat kimia
tertentu.
Tingkatkan daya tahan tubuh
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
هَذِهِ الحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ
دَاءٍ، إِلَّا مِنَ السَّام
”Sesunggunya pada habbatussauda’ terdapat obat
untuk segala macam penyakit, kecuali kematian” [Muttafaqun ‘alaihi
HR. Bukhori no. 5687, Muslim no. 2215]
Ulama dan dokter muslim yang
terkenal Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah rahimahullahu dalam kitab tibbun
nabawi menjelaskan tentang habbatus sauda: “Habbatus sauda memiliki sangat
banyak manfaat, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “obat
untuk segala macam penyakit”, sebagaimana firman Allah, “Menghancurkan segala
sesuatu dengan perintahan Rabb-nya”. Yaitu segala sesuatu yang bisa hancur dan
semisalnya. Dan habbatus sauda bermanfaat menyembuhkan segala macam penyakit
yang bersifat dingin dan penyakit yang bersifat panas dan kering.”2
Secara kedokteran
Bisa diberikan immunomudolator, dengan merek
dagang: imunos, formuno, stimuno, imbost dan lain-lain.
**
Catatan Kaki
—
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel Muslimah.Or.Id
0 komentar:
Post a Comment